Kamis, 28 Juli 2011

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jumlah penduduk


Pertumbuhan jumlah penduduk dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu kematian, kelahiran, dan migrasi yang mempengaruhi angka kematian dan kelahiran.

Pertumbuhan penduduk juga dipengaruhi oleh faktor pendukung yang dapat meningkatkan jumlah penduduk dan faktor penghambat yang dapat menghambat pertambahan jumlah penduduk.

Faktor pendukung bisa berupa faktor pro natalitas (penunjang kelahiran) dan faktor anti mortalitas (penghambat kematian) sehingga dapat meningkatkan jumlah penduduk dengan meningkatkan angka kelahiran dan menekan angka kematian.

Faktor penghambat bisa berupa faktor pro mortalitas (penunjang kematian) dan faktor anti natalitas (penghambat kelahiran) sehingga pertumbuhan jumlah penduduk menjadi terhambat karena angka kematian lebih tinggi dibandingkan dengan angka kelahiran.

Faktor penghambat juga bisa berupa untuk jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek.

Faktor pro natalitas diantaranya kawin pada usia muda, anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua, anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki, anak menjadi kebanggaan bagi orang tua, dan anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang ingin mempunyai anak lagi.

Faktor anti natalitas diantaranya adanya program keluarga berencana, adanya ketentuan batas usia menikah, anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak kedua, dan penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.

Faktor pro mortalitas diantaranya sarana kesehatan yang kurang memadai, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, terjadinya berbagai bencana alam, terjadinya peperangan, terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri, dan tindakan bunuh diri dan pembunuhan.

Faktor anti mortalitas diantaranya lingkungan hidup sehat, fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap, ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain, tingkat kesehatan masyarakat tinggi, dan semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.

Manajemen Limbah Cair


Adanya pemakaian air bersih akan menimbulkan adanya limbah cair.

Limbah cair jika dilihat dari sumbernya yaitu berasal dari kegiatan domestik, komersial, fasilitas umum, dan industri. Sedangkan jika dilihat dari kandungannya terdiri dari kandungan organic dan anorganik.

Peningkatan limbah cair mengupayakan adanya manajemen limbah cair untuk menekan jumlah peningkatan tersebut. Manajemen limbah cair tersebut dilakukan dengan cara penyaluran, pengolahan, pembuangan dan pemanfaatan kembali.

Penyaluran limbah cair dilakukan melalui perpipaan tertutup untuk mengurangi kontak dengan manusia. Sistem ini bisa berupa combined system (disatukan dengan penyaluran air hujan) atau separate system (terpisah antara air hujan dan limbah cair).

Pengolahan limbah cair secara umum berupa primary treatment (menghilangkan atau memisahkan materi kasar), secondary treatment (menghilangkan kandungan organik), dan tertiary treatment (menghilangkan bahan pencemar spesifik yang tidak bisa dihilangkan pada pengolahan sebelumnya).

Sedangkan pengolahan limbah cair berdasarkan lokasinya dapat berupa on-site sanitation (sistem pengolahan limbah secara individu atau tidak ada penyaluran seperti septik tank) atau off-site sanitation (sistem pengolahan terpusat yaitu ada penyaluran ke instalasi pengolahan pusat).

Pengolahan limbah cair berdasarkan unit prosesnya dibagi menjadi proses fisik, kimia, dan biologi. Proses fisik melibatkan sedimentasi, filtrasi, degasifikasi (cara melarutkan gas-gas tertentu sehingga lebih mudah diproses/dipisahkan), dan destilasi (proses untuk mendapatkan air dengan kemurnian yang tinggi dengan pemisahan larutan padat atau cair melalui penguapan dan peleburan). Proses kimia melibatkan penambahan bahan kimia agar terjadi koagulasi. Sedangkan proses biologi melibatkan mikroorganisme untuk menguraikan beberapa zat organik dalam limbah cair.

Hasil pengolahan limbah yaitu berupa lumpur dan efluen (cairan). Lumpur dapat diolah lebih lanjut sehingga bisa dimanfaatkan atau juga bisa dibuang. Efluen dapat dibuang ke badan air atau dimanfaatkan, dan apabila diolah lebih lanjut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum. Pembuangan limbah cair memerlukan pemantauan agar limbah cair yang dibuang tidak mencemari lingkungan. Standarisasi efluen harus ditegakkan terhadap sumber penghasil limbah. Selain itu juga memerlukan rasa kepedulian sehingga menumbuhkan jiwa peduli lingkungan.

Limbah dan Manajemen Pengolahannya


Walaupun limbah dan sampah merupakan zat buangan yang sudah tidak terpakai lagi, namun sampah dan limbah tersebut berbeda. Sampah identik dengan kegiatan manusia secara individu maupun berkelompok. Limbah lebih identik dengan suatu kegiatan atau proses yang lebih kompleks seperti limbah industry dan rumah tangga. Sampah bisa menjadi limbah ketika sampah-sampah tersebut sudah menumpuk dan tidak terkelola lagi.

Limbah dilihat dari segi sumbernya terdiri dari limbah rumah tangga dan industri. Sedangkan dari.segi kandungannya terdiri dari zat organik dan anorganik. Umumnya limbah mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3).

Manajemen limbah adalah upaya untuk mengatur dan mengolah limbah. Diantaranya dengan pengelolaan limbah, pemanfaatan limbah, dan penanganan limbah. Manajemen limbah ini adalah salah satu upaya yang dapat mengurangi perubahan anomaly iklim yang terjadi saat-saat ini.

Dalam pengelolaan limbah, hasil akhir limbah bisa dikelola untuk menghasilkan keuntungan atau ditimbun untuk dibuang apabila sudah tidak layak pakai.

Penanganan limbah bisa dilakukan dengan upaya meminimalisasi pembuangan limbah secara langsung tanpa diolah terlebih dahulu yang dapat merusak lingkungan.

Sedangkan apabila limbah masih layak pakai, limbah tersebut bisa dimanfaatkan dengan cara penggunaan kembali, daur ulang (seperti limbah kertas), dan tukar-menukar limbah yaitu upaya pemanfaatan limbah dengan jalan tukar-menukar atau membeli dan menjual limbah. Hal ini saling menguntungkan karena yang menghasilkan limbah dapat mengurangi biaya pengelolaan, sedangkan pengguna limbah mendapatkan bahan mentahnya.

Keuntungan dari manajemen limbah berupa sumber pendapatan dan salah satu cara untuk mengurangi penyebab kerusakan lingkungan.

Manajemen limbah dapat diupayakan dengan adanya niat dan kesungguhan dari masyarakat, baik berupa penyadaran formal (pendidikan) maupun informal.