Kamis, 28 Juli 2011

Manajemen Limbah Cair


Adanya pemakaian air bersih akan menimbulkan adanya limbah cair.

Limbah cair jika dilihat dari sumbernya yaitu berasal dari kegiatan domestik, komersial, fasilitas umum, dan industri. Sedangkan jika dilihat dari kandungannya terdiri dari kandungan organic dan anorganik.

Peningkatan limbah cair mengupayakan adanya manajemen limbah cair untuk menekan jumlah peningkatan tersebut. Manajemen limbah cair tersebut dilakukan dengan cara penyaluran, pengolahan, pembuangan dan pemanfaatan kembali.

Penyaluran limbah cair dilakukan melalui perpipaan tertutup untuk mengurangi kontak dengan manusia. Sistem ini bisa berupa combined system (disatukan dengan penyaluran air hujan) atau separate system (terpisah antara air hujan dan limbah cair).

Pengolahan limbah cair secara umum berupa primary treatment (menghilangkan atau memisahkan materi kasar), secondary treatment (menghilangkan kandungan organik), dan tertiary treatment (menghilangkan bahan pencemar spesifik yang tidak bisa dihilangkan pada pengolahan sebelumnya).

Sedangkan pengolahan limbah cair berdasarkan lokasinya dapat berupa on-site sanitation (sistem pengolahan limbah secara individu atau tidak ada penyaluran seperti septik tank) atau off-site sanitation (sistem pengolahan terpusat yaitu ada penyaluran ke instalasi pengolahan pusat).

Pengolahan limbah cair berdasarkan unit prosesnya dibagi menjadi proses fisik, kimia, dan biologi. Proses fisik melibatkan sedimentasi, filtrasi, degasifikasi (cara melarutkan gas-gas tertentu sehingga lebih mudah diproses/dipisahkan), dan destilasi (proses untuk mendapatkan air dengan kemurnian yang tinggi dengan pemisahan larutan padat atau cair melalui penguapan dan peleburan). Proses kimia melibatkan penambahan bahan kimia agar terjadi koagulasi. Sedangkan proses biologi melibatkan mikroorganisme untuk menguraikan beberapa zat organik dalam limbah cair.

Hasil pengolahan limbah yaitu berupa lumpur dan efluen (cairan). Lumpur dapat diolah lebih lanjut sehingga bisa dimanfaatkan atau juga bisa dibuang. Efluen dapat dibuang ke badan air atau dimanfaatkan, dan apabila diolah lebih lanjut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum. Pembuangan limbah cair memerlukan pemantauan agar limbah cair yang dibuang tidak mencemari lingkungan. Standarisasi efluen harus ditegakkan terhadap sumber penghasil limbah. Selain itu juga memerlukan rasa kepedulian sehingga menumbuhkan jiwa peduli lingkungan.

Tidak ada komentar: